Senin, 21 Maret 2011

Tinta Merah

kali ini Merah menujukan suratnya untuk Tuhan.
Merah ingin diingatkan caranya bersyukur...



Hampir 10 bulan Merah bekerja, menggores kuas siang-malam dengan keras. Keresahan itu terus menjadi hantu. Goresan ini sebenarnya menyenangkan di akhir bulan, namun menjalaninya kadang menjadi beban.

Yang membuat beban itu memang pola pikir mainstream, sehingga dilematis pun selalu jadi pikiran. Jambon yang cukup dikenal dengan Merah pun ternyata demikian. MALU. Minder! dengan cara Merah menggores kuas.

Kenyataan dalam perjalanan setengah hati ini pun tidak membuat Merah menjadi besar hatinya, yang ada justru membuat mental bekerja secara setengah-setengah ini semakin drop.

Dalam perjalanan ini, memang hanya segelintir orang yang dapat membuat Merah menjadi besar hatinya. Cara pandang beda, positif, dan menganggap ini semua suatu kesan luar biasa memang jarang sekali ditemukan. Tetapi sekalinya ada yang seperti itu, efeknya sangat ampuh!!!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tuhan... dalam tinta ini Merah hanya memohon... pertemukanlah aku dengan sesuatu yang membuat goresan ini menjadi nyala, membara seperti magma. Entah kondisional atau berbentuk sosok. Aku Yakin Ada!!!


Aku Merah dan Minang.