Rabu, 16 Februari 2011

Cepet Sembuh ya Fera..

Rere (kiri) dan Fera (Kanan).red



Mungkin dalam beberapa hari terakhir ini, kita tidak mendengar cerewetnya Fera. Kita tidak mendengar suara teriak-teriaknya Fera yang kadang bikin jengkel dan ga segan nyuruh dia untuk diam. Kita sekeluarga juga tidak lagi melihat kelakuan dia yang aktif berlari-larian di dalam rumah.


Kami sekeluarga sedih.

Kurang lebih seminggu yang lalu, Fera masuk Rumah Sakit International Bintaro karena panasnya yang tinggi. Suhu tubuhnya sampai 41 derajat Celcius. Ini termasuk suhu tubuh yang riskan untuk orang dewasa, apalagi bila anak-anak yang mengalaminya. Sekitar 3 hari dirawat, tubuhnya sudah berangsur-angsur membaik. Saat itu dokter hanya berkata, "Fera kena radang tenggorokan dan amandelnya juga agak membesar". Saat pulang dari Rumah sakit pun Fera sudah bisa berkomunikasi dengan baik dengan Ayah-Bundanya.


Ketika sampai di rumah, pukul 17.00. Fera berteriak-teriak "Bunda...Bunda..ada yang ompong......Fe ga bisa liat, Fe ga bisa liat...",  dari situ keanehan mulai terjadi. Entah karena adanya andil rumah sakit, atau efek dari panas tubuhnya yang sangat tinggi sebelumnya, atau mungkin hal ganjil lainnya yang sempat menjadi argumen di keluarga kami.

Besoknya Ibu saya dan adiknya (tante saya) berangkat ke rumah Wita (kakak saya) untuk menjenguk Fera. Keadaan Fera benar-benar aneh. Jalannya seperti robot. Ditanya namanya hanya diam. Entah kenapa Fera sangat marah bila dekat dengan enin (nenek) atau bundanya. Matanya melotot. Ah menyebalkan bila hal ini benar! dan ternyata memang benar. Kelakuan Makhluk Halus.

Dalam 2 hari ini kita juga sudah mengeceknya ke terkun (dokter-dukun), Fera mulai membaik, tapi benar-benar jauh berbeda dari Fera yang sebelumnya kita kenal. Beberapa argumen dari luar pun mulai bermunculan. Dari yang aneh sampai yang logis. Fera itu lagi proses jadi anak indigo. Fera mungkin sarafnya kena saat demam tinggi. Sudah! SAYA GA PEDULI!! SAYA CUMAN PENGEN KEPONAKAN SAYA NORMAL LAGI!!.

Sekarang respon Fera jadi lamban. Sesekali ibu saya harus membantu mengingatkan Fera akan namanya sendiri. Sampai tadi pun saat saya ingin pamit berangkat kerja, Fera hanya senyum-senyum saja dengan tatapan kosong saat diajak bercanda. Sedih, melihat anak tiga tahun yang biasanya kita tegur karena berisik dan kelakuan jailnya. Sekarang menjadi seperti saat ini. Sering diam dan lemah.

Kemarin kakak saya sempat mengajak ngobrol Fera. "Fera kenapa?, maafin Bunda ya klo punya salah sama fera". Fera cuman senyum dan menjawab... "Fera ga tau gimana cara ngomongnya bunda."  :(

Tadi sore Fera di bawa ke ahli saraf untuk di check. Semoga ini menjadi titik terang akan kesembuhannya. Semoga Fera kembali normal. Nongkrong di depan TV melihat DVD Pocoyo. atau Barney Teriak-Teriak ketakutan jika ada kucing yang mendekat. Pertanyaan-pertanyaan kritis yang bikin bingung kita buat menjawabnya. Kami rindu akan hal itu semua. 

Cepet sembuh ya Fera... Om tunggu pertanyaan-pertanyaan Fera yang aneh-aneh itu. :)
 



0 komentar:

Posting Komentar