Rabu, 14 April 2010

22



Tanggal 10 (Gotcha Lian !!! :D) 11 Mei nanti Lian akan genap mencetak angka 22 dalam hidupnya. Tapi saya tidak akan mendayu membahas dia yang saat ini sedang berstatus sebagai pacar. Saya hanya ingin berbagi.

Tepat detik-detik menjelang tanggal 24 Desember dua tahun yang lalu. Saya masih ingat, kalau saat itu hidup saya sedang dibuat sibuk oleh skripsi. Maklum, deadline bimbingan yang saya buat sendiri sudah molor dari target. Kadang kalo sudah begini, saya suka asik sendiri dan malah bisa-bisa tak peduli dengan suasana yang ada.

Tiba-tiba saat sedang asik mengetik, saya terlintas ingin melihat jam yang bertengger di tembok. Dan, oh ternyata sudah jam 1 malam. Sambil menghela napas, saya berbisik pada diri sendiri... "ehm..22 deh sekarang, hehe".



Saat itu juga saya langsung merenggang dengan komputer. Melepas jari dari keyboard atas persetubuhannya yang bertahan lama dan menaruh kertas buram hasil corat-coret di perpustakaan.

Terkulai saya bersender pada sisi tempat tidur dan bertanya pada suara bising kipas CPU..

"waktu umur 22, Papap udah ngapain aja ya?"

Saya memang tumbuh dengan waktu yang sangat kurang untuk mendengar cerita, kelakar, serta nasehat yang keluar dari mulut seorang ayah. Mungkin untuk sebagian orang, dia bisa berkata bahwa ayahnya memang role model untuk langkahnya ke depan. Sebenarnya saya juga ingin bisa begitu, tapi saya ga punya sosok yang utuh.

Jujur, saya bukan orang yang mudah untuk mencari role model. Pernah sesekali saya memaksakan Roberth Smith (vocalis the cure.red) menjadi role model karena saya emang suka The Cure, tapi masa iya gitu?!!

Sebenarnya saya termasuk orang yang berusaha untuk realistis. Saya masih berpikir dalam hal kewajaran. Mungkin itu kali ya yang bikin saya ga suka dengan konsep bermimpi, seperti yang sekarang lagi hype banget dimana-mana. Mereka jadi manusia pemimpi. Jalan-jalan sambil tidur...hehe.

Dengan adanya perasaan yang kurang utuh dalam menggali informasi ayah secara konkrit. Makanya saya selalu mencoba bercerita, mengobrol, dan berbagi pada siapapun. Saya lakukan ini semata-mata hanya untuk mencoba membuat bukti dari suatu informasi, bilamana mungkin suatu hari nanti ada yang memiliki pertanyaan seperti saya. 

Sebab, menurut saya, waktu terlalu singkat untuk kita bila harus menyimpan semua sendiri tanpa mencoba membangun suatu interaksi. Saya tak ingin menyesal karena umur bukan kuasa kita. Mungkin besok orang tua, keluarga, kerabat akan mati. Mungkin sejam lagi. Mungkin juga kita yang alami. 

+++++

"ceklek" bunyi suara pintu kamar terbuka memecah lamun. Saya lihat Dona masuk sembari mengucapkan selamat ulang tahun dan menghadiahi saya sebatang samsoe premium serta beberapa kudapan. Hahaha.."ini bakal jadi malam yang panjang"

0 komentar:

Posting Komentar