Selasa, 13 April 2010

Loteng

Loteng. Tempat paling jujur yang saya kenal. Dirinya bagai kursi bioskop premium gambaran alam. Dimana senja melebur di atas gedung perkantoran yang congkak. Ya, saya penikmat senja.

Dulu loteng jadi saksi pertumbuhan emosi. Senang, bengal, keluh, dendam, hingga kecewa. Pernah saya dibuat senyum-senyum sendiri di atas loteng sambil santai membaca-baca lagi sms-sms dari gebetan jaman sekolah. Tapi pernah juga saya harus diam ratapi nasib sampai larut malam ditemani sebungkus rokok hingga air mata pun akhirnya keluar.

Tak jarang loteng jadi lahan pelarian saya bila emosi ini bergesekan dengan ibu. Di sini pula pertama kali saya melihat hal ghaib dalam hidup. TAKUT ???!

Tidak. Loteng selalu bisa buat saya kembali. Dia buat saya jatuh cinta pada senja. Dia ajarkan saya hargai perasaan ini. Dan hanya dia yang bisa melihat saya seperti adanya. Tapi itu dulu.

saya telah pergi dan tak kenal loteng lagi.

0 komentar:

Posting Komentar