Senin, 19 April 2010

Koil - Nyanyikan lagu perang

Siang itu saya dalam perjalanan ke Jakarta. Argo gede keberangkatan pukul 15.05. Mood buruk. Drop. Tiba-tiba Mp3 saya yang memutar acak memainkan lagu ini.

KOIL-Nyanyikan Lagu Perang

Sampai kapan kau akan menungguku
Sampai beruban dan waktu terus berlalu
Hei! Hei!

Tidakkah kau bosan menyanyikan keluhan

Hei! Hei!


Mengharap belas kasih atas mental pengangguran


*Pasti ada cara untuk mencari uang

Pasti ada cara untuk bersenang-senang
Badai pasti datang kita tak akan menang
Mengapa harus bimbang?

Hei! Hei! Hei!


Kita orang pintar dengan otak bersinar

Hanya perlu semangat untuk hidupi rakyat
Kita orang pintar dengan otak bersinar
Perlu lagu perang untuk membungkam setan
(Setan, setan, setan, setan, setan, setan, setan, setan)

Kamu berdendang lagu putus cinta
Mencari harapan kembali dengannya
Kamu kumandangkan syair keluguan
Keluguan menjerumuskan

Melukai teman tanpa kesadaran
Dan keluguan menjerumuskan, melukai teman
Ikatkan diri pada kesengsaraan

Sampai kapan kau akan terus menunggu
Mendengar buaian lagu-lagu merindu
Dari seorang biduan yang punya banyak pasangan
Dari seorang pahlawan yang menambah garis kemiskinan
Dari seorang sastrawan yang menulis sejarah kebohongan
Dari seorang bersinar hitam yang mengaku dirinya Tuhan



***

Koil memang cerdas membangun lirik!!
Tegas, menyirat, dan itu nyata.

Lagu ini selalu jadi soundtrack saat saya terjerembab dalam lakoni hidup. Biasa. Tapi rasanya energi dalam tubuh seakan mendapat panggilan sangkakala dan harus segera berkumpul untuk jalani sesuatu. 


Kita itu sesuatu untuk menjadi seseorang. Otak ini berpikir. Tenaga ini mengalir. Lalu apa yang ditunggu?!

0 komentar:

Posting Komentar