Jumat, 23 April 2010

Alangkah Lucunya (negeri ini) ------------- *pendidikan



Kemarin saya baru saja menonton film Alangkah lucunya (negeri ini). Jujur. Saat pertama kali melihat resensi film ini di www.21cineplex.com. Saya tidak membaca secara jelas sinopsisnya. Yang menarik buat saya, yaitu adanya nama Deddy Mizwar yang menjadi pembesut film tersebut.

Deddy Mizwar. Ya, aktor kawakan yang terkenal menjadi Naga bonar di jamannya, dan sekarang mulai banyak mensutradarai film-film serta sinetron yang bertema satir atau religi.


Film Alangkah lucunya (negri ini) tidak berbeda jauh dengan beberapa film lain karya Deddy Mizwar. Masih melibatkan unsur satir serta mengemasnya dalam balutan sisi komedi.

Bila membandingkan dengan film karya Deddy yang lain, mungkin bila saya tak salah kira, ada sisi yang sama dan coba ditonjolkan dalam film "alangkah lucunya (negeri ini)" dengan film "Ketika" yang pernah dibuat sebelumnya. Yaitu, sama-sama mencoba menyundut para Koruptor.

Tapi menurut saya, film "Alangkah lucunya (negeri ini)" pengemasan ceritanya lebih 'aduhai' bila dibandingkan dengan film "Ketika" yang cenderung 'lebay'.

Bila film "Ketika" mencoba menyentil koruptor secara tegas melalui keadaan dimana munculnya aparat yang bertugas menyita harta hingga ke detail, sampai fenomena bunuh diri melompat dari gedung tinggi yang dilakukan para koruptor karena rasa malu tak terbendung. Pada film "Alangkah lucunya (negeri ini)", kita sebagai penonton disuguhkan hal yang berbeda lagi. Sisi koruptor dalam film ini coba 'dicolek' melalui karakter anak-anak yang menjadi copet di dalamnya. Kita bisa melihat bahwa sepintar atau sebanyak apapun ilmu seseorang dalam hal yang berbau nasionalisme maupun agama, semua tidak bisa menjadi acuan, semua tergantung dari akhlak dari pribadi masing-masing. Ketika mencuri itu menjadi suatu 'jiwa' yang merasuk. Semua tidak menjadi jaminan. Hanya kesadaran akan hal-hal yang bukan menjadi haknya, yang dapat menolong seseorang dari kenistaan untuk korupsi atau mencuri.(seperti adegan seorang anak pulang dari musholla.red)

Dari awal film ini telah menawarkan sisi menarik dengan adanya konflik antara penting tidak pentingnya pendidikan dalam melakoni hidup. Pada permulaan cerita ditampilkan seorang pemuda yang telah menganggur selama 2 tahun. Setelah itu hal ini diperjelas lagi dengan adanya perbedaan sisi pandang antara dua orang tua dalam menanggapi pentingnya pendidikan.Tetapi bila saya mencoba menarik konflik di awal dengan konten film secara keseluruhan. Ada sesuatu yang menarik.

Awal (konflik minor)-pentingnya pendidikan; akhir cerita (konflik minor)-seberapa besar peran pendidikan dalam mencetak seorang anak (bangsa)

Bila mengutip bapak Arif Rachman (pakar pendidikan). Beliau pernah berkata, "Saat ini pendidikan lebih menekankan pada nilai,nilai,nilai, dan nilai saja... anak-anak dicetak berdasarkan nilai. Lalu bagaimana dengan moral??!"

Kita ga usah mungkir. Kenyataan memang begitu, mereka yang pintar karena nilai kadang lebih dianggap. Selalu ada pengakuan.Apa mental dan moral mereka juga sama hebatnya dengan nilai yang mereka toreh??! lalu bagaimana dengan si biasa-biasa saja atau mungkin si bodoh yang cenderung lebih berbudi pekerti??! Apa penerimaannya sama?!. Tertawaan, hinaan, sampai perlakuan kasar mungkin saja selalu mereka terima.

Tak heran negri ini begini, karena yang kita ukur dari dulu hanya nilai. Anggap saja bila besar nilai itu disamakan dengan uang. Kacau bila memandang pencapaian hidup berdasarkan uang. Bukan munafik sampai bergaya tak perlu uang. Tapi lihat mereka yang jadi sengsara hingga harus berjuang. Peluhnya untuk receh yang hanya kalian cari bila masuk angin. Langkahnya demi lembar-lembar rupiah yang biasa kalian geletakan sembarang.

Lalu apa arti mereka?! 
Apa kalian rela menunduk, merangkak demi melihat mereka??!  

2 komentar:

readhermind-dy mengatakan...

filmnya bagus?

kenapa bikin blog baru?
yg lama udah benar2 ditinggal? aku ganti link kesini aj ya?!

Unknown mengatakan...

bagus kok dey..recommended lah

gpp, pgn lbh fresh aja. Oke, d sini aja.. ntr gw komen2in blog lo jg kok..sampai bertemu di 'read her mind'...hehe

Posting Komentar